Bahasa Arab

Kultum Ramadhan

Naskah Khutbah

Recent Posts

Menakar Cinta pada Allah dengan Shalat Subuh

Menakar Cinta pada Allah dengan Shalat Subuh

 Di balik pelaksanaan 2 rakaat di ambang fajar, tersimpan rahasia yang menakjubkan. Banyak permasalahan yang bila dirunut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan sebagian orang. Itulah sebabnya para sahabat Nabi berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan kesempatan emas itu. Pernah suatu ketika mereka terlambat shalat Subuh dalam penaklukan benteng Tartar. "Tragedi" ini membuat sahabat semisal Anas bin Malik selalu menangis bila mengenangnya.

Yang menarik, Subuh ternyata juga menjadi waktu peralihan dari era jahiliyah menuju era tauhid Kaum Ad, Tsamud dan kaum pendurhaka lainnya dilibas petaka pada Subuh yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. Pernah salah seorang Yahudi menyatakan bahwa mereka tidak pernah takut kepada orang Islam kecuali pada suatu hal, yaitu bila jumlah jamaah shalat Subuh sudah menyamai jumlah jamaah shalat Jumat.

Pelajaran apa yang dapat kita petik dari pernyataan di atas? Ternyata, orang Yahudi telah jeli terhadap kondisi kita daripada dirı kita sendiri. Betapa selama ini kebanyakan kaum muslimin terlena dalam malam yang panjang, sehingga menyisakan segelintir orang yang membentuk sederet dua deret shaf pada shalat Subuh. Mereka tidak menyadari, ada nilai religi dan filosofi yang kuat dalam pelaksanaan shalat Subuh. Alih-alih, justru Yahudi yang menyadarinya.

Shalat yang agung ini benar-benar memiliki daya tarik, karena kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat

Banyak sekali hadits yang mendorong untuk melaksanakan shalat Subuh dan menyanjung mereka yang menjaganya. Dan keistimewaan , antara lain:

1. PAHALA TANPA BATAS

Orang yang melaksanakan shalat Subuh dengan berjamaah mendapatkan keistimewaan yang tidak didapatkan orang-orang yang melaksanakan selain shalat Subuh dengan berjamaah. Bahkan dia akan mendapatkan lebih semua itu.

a. Pahala shalat malam satu malam penuh

Dari Utsman bin Affan berkata, Rasulullah bersabda,

Barang siapa yang shalat Isya secara berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan shalat setengan matam Dan barang siapa yang shalat Subuh berjamaah maka seakan-akan ia telah melaksanakan shalat satu malam penuh." (HR. Muslim).

Mampukah Anda melaksanakan shalat malam satu malam penuh?

Dengan karunia dan kemuliaannya, Allah telah memberi Anda pahata ini. Jika Anda melaksanakan shalat Subuh dan Isya berjamaah. Dan telah diketahui bahwa pahala shalat malam sangat besar dan agung. Tapi pahala shalat Subuh berjamaah jauh lebih mulia darinya.

Pahala shalat Subuh lebih tinggi. Kewajiban melaksanakan shalat Subuh lebih penting. Doa lebih cepat dikabulkan pada saat shalat Subuh. Namun mengapa manusia lebih memilih tidur pada saat adzam shalat SubuhMengapa mereka meninggalkan kebaikan ini? Sebuah pertanyaan yang pertu segera kita jawab!

b. Sumber cahaya di hari kiamat

Shalat Subuh merupakan sumber dari segala sumber cahaya di hari kiamat. Di harı itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam, Matahari akan digutung dan bintang bintang pun berjatuhan, sebagaimana firman Allah (artinya, "Apabila matahan dautung. Dan apabila bintang-bintang berjatuhan (QS. At Takwir: 1-2)

الشمس كورت ١-٢

Manusia dibangkitkan dalam keadaan gelap gulita. Gelap yang berlipat ganda. Saat itu manusia sangat membutuhkan cahaya supaya bisa meraba jalannya, agar bisa melewati kurmpulan orang-orang yang begitu banyak jumlahnya. Tatkala melewati Shirath jembatan di akhirat), cahaya sangat dibutuhkan. Snireth ini mengerikan kondisinya. Tidak akan ada yang bisa melewati, kecuali orang-orang yang dikehendaki-Nya.

Dari mana orang-orang mukmin mendapatkan cahaya agung pada hari yang sangat gelap itu? Cahaya itu amal perbuatan mereka yang banyak ketika di dunia. Cahaya itu adalah janji Allah sebagai balasan bagi amal-amat mereka. Di antara amalan itu adalah shalat Subuh berjamaah.

Rasululah bersabda, Berılan kabar gembira bagi orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan malam menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada hari kiamat." (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

"Orang yang banyak berjalan maksudnya

adalah mereka yang membiasakan diri melaksanakan keutamaan yang besar ini (shalat berjamaah).

"Kegelapan" maksudnya adalah shalat Isya dan shalat Subuh.

Ungkapan menuju masjid merupakan dalil yang sangat jelas bahwa cahaya itu diberikan kepada orang yang membiasakan diri shalat Subuh dan Isya berjamaah di masjid.

c. Surga yang dijanjikan

Rasulullah bersabda,

من صَلي الْبَرْدِينِ دَخَل الْجَنَّةِ

"Barangsiapa yang shalat pada dua waktu yang dingin niscaya akan masuk surga" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dua waktu yang dingin itu adalah shalat Subuh Ashar (lihat Fathul Bari 2/71).

2. MELIHAT ALLAH

Inilah keistimewaan tertinggi di antara keistimewaan-keistimewaan sebelumnya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, "Kami sedang duduk bersama Rasulullah ketika melihat bulan purnama, beliau berkata, "Sungguh kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama yang tidak terhalang dalam melihatnya."

Maksudnya, Anda akan melihat-Nya dengan jelas dan sempurna, kemudian beliau berkata, Jika kalian sanggup untuk tidak lalai melaksanakan shalat sebelum terbit matahari (Subuh) dan sebelum terbenamnya (Ashar) secara berjamaah maka laksankanlah

3. SHALAT SUNNAH YANG LEBIH MULIA DARI DUNIA DAN ISINYA

Shalat fajar yaitu shalat sunnah sebelum Subuh merupakan shalat sunnah yang paling banyak pahalanya dibandingkan shalat sunnah lainnya. Rasulullah bersabda,

 ركعتا الفجر خير الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

"Dua rakaat shalat sunnah sebelum shalat Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Muslim).

Coba Anda renungkan, ini semua baru keutamaan shalat sunnah fajar. Lalu bagaimana dengan dua rakaat fajar yang wajib yaitu shalat Subuh?

Dari Aisyah-radhiyallahu 'anha-beliau berkata, "Tidak ada shalat sunnah yang lebih diperhatikan oleh Rasulullah selain shalat sunnah sebelum shalat Subuh." (HR. Bukhari).

4. ALLAH YANG MENJADI SAKSI ATAS WAKTU INI

Allah mengagungkan waktu shalat Subuh di dalam al-Qur'an. Dia tidak pernah bersumpah di dalam kitab-Nya dengan waktu shalat kecuali shalat Subuh dan Ashar. Allah berfirman, yang artinya, "Demi fajar dan malam yang sepuluh." (QS. al-Fajr: 1-2).

Allah yang menjadi saksi atas waktu ini. Waktu yang juga disaksikan hamba Allah yang mulia, yaitu para malaikat.

Semua malaikat yang ada di langit turun ke bumi untuk menyaksikan shalat Subuh

Dari Abu Hurairah bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda, "Shalat berjamaah lebih afdhal dari shalat yang dikerjakan sendirian sebanyak 25 derajat dan para malaikat yang bertugas pada malam hari bertemu dengan para malaikat yang bertugas pada pagi hari saat shalat Subuh" (HR. Bukhari).

Kemudian Abu Hurairah berkata, "Kalau Anda mau bacalah firman Allah (artinya),

اِنَّ قُرْاٰنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوْدًا ۝٧٨

"Sesungguhnya shalat Subuh itu disaksikan oleh para malaikat." (QS. al-Israa: 78).

5. BERADA DI BAWAH LINDUNGAN ALLAH

Rasulullah memberi janji bahwa bila shalat Subuh Anda kerjakan maka Allah akan melindungi Anda seharian penuh. Rasulullah bersabda,

مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّه

"Barang siapa yang shalat Subuh maka ia berada di bawah jaminan Allah" (HR. Muslim).


PERCAKAPAN BAHASA ARAB TENTANG HOBI PART 3

PERCAKAPAN BAHASA ARAB TENTANG HOBI PART 3

Berikut ini percakapan bahasa arab tentantang hobi part 3

المدَّرْسُ : أَيُّ جَمْعِيَّةٍ تَخْتَارُ يَا مُحَمَّدُ؟
Grup mana yang Anda pilih?, ya Muhammad?

مُحَمَّدٌ : أَخْتَارُ جَمْعِيَّةَ الصَّحَافَةِ .
Saya memili grup jurnalistik

المدْرُسْ : أَيُّ جَمْعِيَّةٍ تَخْتَارُ یَا تَوْفِيقْ ؟
Grup mana yang Anda pilih, ya, Taufiq?

تَوْفِيقٌ : أَخْتَارُ جَمْعِيَّةَ الثَّقَافَةِ الْإِسْلَامِيَّةِ
Saya Memilih grup Kebudayaan Islaml

المدَّرْسُ : أَيْ جَمْعِيَّةٍ تَخْتَارُ يَا إِرْشَادُ ؟
Grup mana yang Anda pilih ya ustad ?

إِرْشَادٌ : أَخْتَارُ جَمْعِيَّةَ الْحَاسُوبِ .
Saya Memilih grup Komputer.

المدَّرْسُ : فِي أَىِّ جَمْعِيَّةٍ تَخْتَارِیْنَ یا نَفِيسَةً ؟
Grup mana yang Anda pilih, ya nafisah

نَفِيسَةُ : أَخْتَارُ جَمْعِيَّةَ الْعُلُومِ .
Saya memilih grup sains.

الْمُدرس : أَيُّ جَمْعِيَّةٍ تَخْتَارِينَ يَا فَضِيلَةُ ؟
Grup mana yang Anda pilih ya Fadhilah

فَضِيلَةُ : أَخْتَارُ جَمْعِيَّةَ اللُّغَةِ الْعَرَبِيَّةِ .
Saya memilih grup bahasa arab.

المدَّرْسُ : أَيُّ جَمْعِيَّةٍ تَخْتَارِينَ يَا نَبِيلَةُ ؟
Grup mana yang Anda pilih ya Nabilah ?

نَبِيلَةُ : أَخْتَارُ جَمْعِيَّةَ التَّدْبِيرِ الْمَنْزِلِيّ
Saya memilih manajemen rumah.

PERCAKAPAN BAHASA ARAB TENTANG SHALAT PART 3

PERCAKAPAN BAHASA ARAB TENTANG SHALAT PART 3

Berikut ini adalah percakapan bahasa arab tentantang shalat part 3

صَادِقٌ : هَذَا أَذَانُ الْعَصْرِ .
Ini adalah azan shalat asar.
صَالِحٌ : هَيّا بِنَا إِلَى الْمَسْجِدِ .
Ayo pergi ke masjid.
صَادِقٌ : أَنَا أُصَلِّي فِي الْبَيْتِ .
Saya shalat di rumah.
صَالِحٌ : صَلِّ فِي الْمَسْجِدِ .
sholat di masjid.
صَادِقٌ : الْمَسْجِدُ بَعِيدٌ .
Masjidnya jauh.
صَالِحٌ : الْمَسْجِدُ قَرِيبٌ .
Masjidnya dekat.
صَالِحٌ : هَلْ أَنْتَ مَرِيضٌ ؟
Apakah kamu sakit?
صَادِقٌ : لَا. أَنَا بِخَيْرٍ .
Tidak. Saya baik-baik saja .
صَالِحٌ : أَنْتَ كَسْلَانُ .
Anda malas.
صَادِقٌ : هَذَا صَحِيحٌ. أَسَفٌ.
Ini benar. Maaf.
صَالِحٌ : أَنَا ذَاهِبٌ إِلَى الْمَسْجِدِ .
Saya pergi ke masjid.
صَادِقٌ : انْتَظِرْ أَنَا ذَاهِبٌ مَعَكَ
tunggu sementara aku pergi bersamamu

ENAM LANGKAH PERSIAPAN RAMADHAN

Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan diturunkannya Al -Qur’an. Bulan penuh Rahmat dan maghfirah. Bulan ketika Allah SWT mewajibkan kepada hambaNya untuk berpuasa.
Seperti saat kita akan menjamu tamu agung, begitu pula persiapan yang harus kita lakukan menyambut Ramadhan.
Setidaknya ada enam langkah yang perlu kita siapkan.

Pertama, berdoa kepada Allah SWT agar kita dipertemukan dengan Ramadhan. Para ulama terdahulu begitu sungguh-sungguh berdoa, bahkan sejak enam bulan sebelumnya, dan selama enam bulan berikutnya mereka berdoa agar puasanya diterima Allah SWT.
Mengapa? Sebab berjumpa dengan bulan ini merupakan nikmat yang besar. Mu’alla bin al-Fadhl berkata, 
Dulunya para salaf berdoa kepada Allah Ta’ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan berikutnya agar Dia menerima(amal-amal shaleh) yang mereka kerjakan.” (Lathaif Al-Ma’aarif: 174)
Di antara doa mereka itu adalah: ”Ya Allah, serahkanlah aku kepada Ramadhan dan serahkan Ramadhan kepadaku dan Engkau menerimanya kepadaku dengan kerelaan”. 

Dan doa yang populer: ”Ya Allah, berkatilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami pada 
bulan Ramadhan”.

Kedua, menuntaskan puasa tahun lalu. Sudah seharusnya kita mengqadha puasa sesegera mungkin sebelum datang Ramadhan berikutnya. Namun, jika seseorang memiliki kesibukan atau halangan tertentu untuk mengqadhanya seperti seorang ibu yang sibuk menyusui anaknya, maka hendaklah ia menuntaskan hutang puasa tahun lalu pada bulan Sya’ban. Sebagaimana Aisyah r.a tidak bisa mengqadha puasanya kecuali pada bulan Sya’ban. Menunda qadha puasa dengan sengaja tanpa ada uzur syar’i sampai masuk Ramadhan berikutnya adalah dosa, maka kewajibannya adalah tetap mengqadha, dan ditambah kewajiban membayar fidyah menurut sebagian ulama.

Ketiga, persiapan keilmuan (memahami fikih puasa). Mu’adz bin Jabal r.a berkata: ”Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Karena itu, amal perbuatan tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya. Hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara berpuasa yang benar sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. Begitu juga ilmu sangat diperlukan dalam melaksanakan ibadah lainnya seperti wudhu, shalat, haji dan sebagainya. Maka, menyambut Ramadhan, sudah sepatutnya kita membaca buku fiqhus shiyam (fikih puasa) dan ibadah lain yang berkaitan dengan Ramadhan seperti shalat tarawih, i’tikaf dan membaca al-Quran.

Keempat, persiapan jiwa dan spiritual. Yakni mempersiapkan diri lahir dan batin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya, yaitu dengan hati yang ikhlas dan praktek ibadah yang sesuai dengan petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW.
Persiapan jiwa dan spiritual ini sangat penting. Penyucian jiwa (tazkiayatun nafs) dengan berbagai amal ibadah dapat melahirkan keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, dan amalan-amalan hati lainnya yang akan menuntun seseorang kepada jenjang ibadah yang berkualitas. Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spritual dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah di bulan sebelumnya, minimal di bulan Sya’ban ini seperti memperbanyak puasa Sunnah.
Aisyah ra, ia berkata, “Aku belum pernah melihat Nabi SAW berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Nabi Shalallahu ‘alaihiWassallam berpuasa sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kelima, persiapan dana (finansial). Pada bulan ini, setiap muslim dianjurkan memperbanyak amal shalih seperti infaq, shadaqah dan ifthar (memberi bukaan). 
Karena itu, sebaiknya dibuat sebuah agenda maliah (keuangan) yang mengalokasikan dana untuk shadaqah, infaq serta memberi ifthar selama bulan ini. 
Ibnu Abbas r.a berkata, ”Nabi SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan.” (H.R Bukhari dan Muslim). 

Keenam, persiapan fisik yaitu menjaga kesehatan. 
Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat di bulan Rama￾dhan sangat penting. Kesehatan merupakan modal utama 
dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya terganggu. 
Rasul SAW bersabda, “Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al-Hakim).

Semoga Allah SWT mempertemukan kita dengan Ramadhan dan mampu mengoptimalkannya. Aamiin. 

PERCAKAPAN BAHASA ARAB TENTANG HOBI PART 1

Berikut ini percakapan bahasa arab tentantang HOBI part 1

رِضْوَانُ : مَا هِواتُكَ يَا مَالِكُ ؟
 apa hobimu wahai pemilik?
مَالِكٌ :هِوَايَتِي گثِيرَةُ : الرِّيَاضَةِ. وَالرِّحْلَاتُ وَالْقِرَاءَةُ .
وَمَا هَوَايَتُكَ أَنْتَ ؟
Hobi saya banyak: olahraga. Dan perjalanan dan membaca. Dan apa hobimu?

رِضْوَانُ :هِوَايَتِي كَثِيرَةٌ أَيْضًا: الْقِرَاءَةُ، وَالسَّفَرُ وَالْمُرَاسَلَةُ.
وَمَاذَا تَقْرَأُ يَا مَالِكُ؟ 
Hobi saya juga banyak: membaca, travelling dan surat menyurat, Apa yang Anda baca wahai Malik ?

مَالِكٌ : أَقْرَأُ الْكُتُبَ  وَالْمَجَلَّاتِ الْإِسْلَامِيَّةَ .
وَمَا تَقْرَأُ أَنْتَ ؟
Saya membaca buku dan majalah Islam, Apa yang kamu baca?

رِضْوَانُ : أَقْرَأُ الْكُتُبَ الْإِسْلَامِيَّةَ، وَالْمَجَلَّاتِ الْعِلْمِيَّةَ
هَلْ لَدَيْكَ مَكْتَبَةٌ؟
Saya membaca buku-buku Islam dan majalah ilmiah
Apakah kamu punya perpustakaan?

مَالِكٌ: نَعَمْ، لَدَيَّ مَكْتَبَةٌ كَبِيرَةٌ
Ya, saya punya toko buku yang besar.

رِضْوَانُ : كَمْ سَاعَةً تُقْرَأُ فِي الْيَوْمِ؟
Berapa jam sehari membaca?

مَالِكٌ : أَقْرَأُ ثَلَاثَ سَاعَاتٍ تَقْرِيبًا .
Baca sekitar tiga jam.

رِضْوَانُ : أَنَا أَقْرَأُ أَرْبَعَ سَاعَاتٍ فِي الْيَوْمِ .
Saya membaca empat jam sehari

مَالِكٌ : الْقِرَاءَةُ هِوَايَةٌ مُفِيدَةٌ .
Membaca itu hobi yang bermanfaat.

PERCAKAPAN BAHASA ARAB TENTANG SHALAT PART 1

Berikut ini percakapan bahasa arab tentang Shalat part 1

مُصْطَفِي : أَيْنَ تُصَلِّي الصَّلَوَاتُ الْخَمْسَ ؟
Di mana Anda shalat lima waktu?

غَزَالِيٌّ : أَصَلِّي الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ
فِي مَسْجِدِ بِلَالٍ
Saya shalat dzuhur, Asar, Maghrib, dan Isya
Di masjid Bilal

مُصْطَفٍی : وَأَيْنَ تُصَلِّي الْفَجْرَ ؟
Dan dimana kamu shalat Subuh?

غَزَالِيٌّ : أُصَلِّي الْفَجْرَ فِي الْبَيْتِ
Saya shalat subuh di rumah

مُصْطَفِي : لِمَاذَا تُصَلِّي الْفَجْرَ فِي الْبَيْتِ ؟
Mengapa Anda shalat Subuh di rumah?

غَزَالِيٌّ :لَا أَسْمَعُ الْأَذَانَ .
Saya tidak mendengar adzan.

مُصْطَفِي : هَلْ تَسْتَيْقِظُ مُتَأَخِّرًا ؟
Apakah Anda bangun terlambat?

غَزَالِي : نَعَمْ، بَعْدَ صَلَاةِ الْفَجْرِ .
Ya, setelah shalat subuh.

مُصْطَفَى : اِسْتَيْقَظَ مُبَكِّرًا .
Bangun pagi.

عَزَالِي : أَعْمَلُ الْوَاجِبَ الْمَنْزِلِيَّ فِي اللَّيْلِ .
Saya mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari.

مُصْطَفَى : ضَعْ الْمُنَبِّهَ بِجَانِبِكَ
letakkan alarm Anda di samping Anda

غَزَالِي :هَذِهِ فِكْرَةٌ طِيِّبَةٌ .
Ini adalah ide bagus.

جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا ۔
Semoga Allah membalas kebaikanmu

UNGKAPAN BAHASA ARAB TENTANG MASJID PART 1

UNGKAPAN BAHASA ARAB TENTANG MASJID PART 1

بسم الله الرحمن الحريم

Berikut ini ungkapan bahasa Arab tentang masjid

فِي المَسْجِدِ
Masjid

اخْلَعِ الْحَذَاءَ
Buka sepatumu 

اسْتَمَعَ وَأَجِبِ الْآذَانَ
Dengar dan jawab azan

اِتَوُوْا فِي الصَّفِّ
Luruskan saf

لَا تَلْعَبْ وَلَا تَرِ
Jangan bermain-main dan jangan berlari

اِمْلَأْ الصَّفَّ فِي الْأَمَامَ
Penuhkan saf di depan

سَاعَةَ كَمْ الْآذَانُ ؟
 ? Jam berapa azan