الصِّحَّةُ( ‏KESEHATAN ‎PART ‎1)

Berikut ini adalah percakapan tentang kesehatan part 1

شَاكِرْ : السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga keselamatan terlimpah kepada mu

ثَامِرْ : وَعَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Semoga keselamatan terlimpah kepadamu juga

شَاكِرْ : لِمَاذَا حَضَرْتَ الْيَوْمَ إِلَى اْلمُسْتَشْفَى ؟
Kenapa kamu datang ke rumah sakit hari ini ?

ثَامِرْ : حَضَرْتُ لِزِيَارَةِ طَبِيْبَ الْأَسْنَانِ .
Saya datang untuk mengunjungi dokter gigi

شَاكِرْ : بِمَ تَشْعُرُ؟
Apa yang kamu rasakan ?

ثَامِرْ : أَشْعُرُ بِأَلَمِ شَدِيْدِ فِي أَسْنَانِي.
لِمَاذَا حَضَرْتَ إِلَى اْلمُسْتَشْفَى ؟
Saya merasakan sakit di gigi.
Kenapa kamu datang ke rumah sakit ?

شَاكِرْ : حَضَرْتُ لِزِيَارَةِ طَبِيْبَ الْأَنْفِ وَالْأُذُنِ وَالْحَنْجَرَةِ .
Saya datang untuk mengunjungi dokter THT

ثَامِرْ : بِمَ تَشْعُرُ ؟
Apa yang kamu rasakan ?

شَاكِرْ : أَشْعُرُ بِأَلَمِ شَدِيْدِ فِي أُذُنِيْ .
Merasakan sakit di telinga

ثَامِرْ : هَلْ لَدَيْكَ مَوْعِدٌ مَعَ الطَبِيْبِ ؟
Apakah kamu sudah punya janji dengan dokter ?

شَاكِرْ :نَعَمْ. مَوْعِدِيْ السَّاعَةُ الْعَاشِرَةُ .
Ya saya punya janji jam 10.00

ثَامِرْ : مَوْعِدِيْ السَّاعَةُ الْعَاشِرَةُ أَيْضًا .
Saya punya janji jam 10.00 juga

شَاكِرْ : السَّاعَةُ اْلآنَ التَّاسِعَةُ وَالنِّصْفُ. البَاقِي نِصْفُ السَّاعَةِ
Sekarang jam 9.30, tinggal setengah jam lagi

SALAT ISTISQO

SALAT ISTISQO

     Istisqo artinya meminta diturunkan hujan. Maka salat Istisqo artinya salat dua rakaat yang dilakukan dengan berjamaah agar Allah mengampuni dosa hamba-hamba-Nya dan melimpahkan rahmat berupa turunnya hujan.

1. Hukum dan Dalil Disyariatkannya Salat Istisqo

      Salat istisqo hukumnya adalah sunah muakkadah. Dalam hadis disebutkan:

أن النبي لا تخرج إلى الممضى فاتقى. استقبل القبلة وقلب رداء . وصلى رعتيبي

      Artinya: "Nabi berangkat ke lapangan untuk salat Istisqo. Beliau menghadap ke kiblat, mengubah letak serbannya dan melakukan salat dua rakaat." (Bukhari, 1/966; Muslim,2/894)

2. Waktu dan Tempat Salat Istisqo

       Salat Istisqo dilaksanakan pada saat kemarau panjang, ketika umat manusia sudah kesulitan mendapatkan air. Waktu pelaksanaannya boleh kapan saja asal bukan waktu terlarang untuk melaksanakan salat. Namun, waktu paling utama adalah seperti waktu mengerjakan salat Ied, yaitu sekitar 20 menit setelah matahari terbit.

        Adapun tempat pelaksanaannya disunahkan di tanah lapang. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata: “Rasulullah saw. keluar dengan pakaian yang menunjukkan kehinaan, kerendahan dan pemih ketundukan kepada Allah, hingga beliau sampai ke tanah lapang (tempat salat)." (Abu Dawud, 1/1165)

3. Tatacara Pelaksanaan Salat Istisqo

 a. Umat Islam berkumpul di lapangan atau tempat yang luas, disunahkan menggunakan pakaian yang sederhana yang memperlihatkan kefaqiran di hadapan Allah swt.

b. Salat dilaksanakan secara berjamaah, sebanyak dua rakaat tanpa diawali azan dan iqamat.

C. Pada rakaat pertama bertakbir tujuh kali, dan pada rakaat kedua bertabir lima kali.

d. Setelah membaca Al-Fatihah disunahkan membaca surah Al-A'la pada rakaat pertama dan membaca surah Al-Ghasiyah pada rakaat kedua, masing-masing dengan suara keras.

e. Setelah selesai salat, imam berkhutbah, dengan sekali khutbah. Dalam khutbahnya
imam mengingatkan jamaah agar memperbanyak istigfar, dan mengulang-ulang doa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw. seperti doa ini:

اللهم أغثنا . اللهم أغثنا . اللهم أغثنا

Artinya: "Ya Allah, turunkan hujan kepada kami" (dibaca tiga kali) (Bukhari, 1/968).

f. Selesai khutbah, imam kembali menghadap kiblat dan merubah posisi serbannya, mengganti serban yang berada di pundak kanan dipindah ke pundak kiri, dan diikuti oleh jamaah.

g. Imam kembali memimpin doa dengan penuh khusyu.

SHALAT FARDHU PART 1

     Salat dalam bahasa Arab artinya doa. Dalam Islam, salat artinya ibadah kepada Allah dengan perkataan dan gerakan tertentu yang dimuali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. 

    Salat memiliki kedudukan utama dalam Islam karena merupakan rukun kedua dalam rukun Islam. Rasulullah saw. bersabda:
بني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله و أنّ محمدا رسول الله، وإقام
الصلاة، وإيتاء الكاة، والحج، وصوم رمضان

     Artinya: "Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, haji, dan puasa
Ramadan." (Bukhari, 1/8)
     Salat merupakan batas yang memisahkan antara keimanan dengan kekufuran Rasulullah saw. bersabda:

إ بين الرجل وبين الشرك والكفر ترك الصلاة
!
Artinya: "Sesungguhnya batas antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan solat." (Muslim, 1/82)

     Salat juga merupakan tiang bangunan Islam. Jika salatnya rapuh, rapuh pula keislaman seseorang, Rasulullah saw. bersabda, "Modal utama kebaikan hidup seseorang adalah Islam. Tiangnya adalah salat dan puncaknya adalah jihad." (Tirmidzi, 5/2616)

     Sedemikian penting kedudukan salat bagi seorang Muslim, mari kita pelajari bab ini agar kita bisa mempraktikkan ibadah ini dengan baik dan benar.

A. HUKUM SALAT LIMA WAKTU

      Salat lima waktu hukumnya wajib bagi setiap muslim berdasarkan dalil-dalil Alquran, sunnah, dan ijma (kesepatakan) para ulama. 

Firman Allah :
وأقيموا الصلاة وآتوا الزكاة وأركفوا مع الراكوين

    Artinya: “Dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk (berjamaah).” (Al-Baqarah [2]: 43)

      Nabi Muhammad saw. ditanya oleh seseorang mengenai kewajiban dalam Islam. Beliau menjelaskan semua kewajiban dalam rukun Islam, di antaranya:

خمس صلوات في اليوم والليلة، فقال: هل على غيرها؟ قال: لا، إلا أن تطوع

      Artinya: "Salat lima waktu sehari-semalam." Orang itu bertanya: adakah kewajiban lain untukku selain (yang lima waktu) itu? Rasulullah saw. menjawab, “Tidak, kecuali engkau berkenan melaksanakan salat-salat sunnah (tathawwu)." (Bukhari, 1/46)

      Dan para ulama ijma (sepakat) bahwa Salat lima waktu hukumnya adalah wajib. Karena itu orang yang menolak kewajiban Salat lima waktu maka hukumnya adalah kufur.

B. SYARAT WAJIB SHALAT

      Syarat wajib salat artinya kriteria-kriteria yang jika terpenuhi dalam diri seseorang, dia sudah terkena kewajiban untuk melaksanakan salat. Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:

1. Muslim. Semua kewajiban dalam Islam hanya dibebankan kepada orang-orang yang beragama Islam

2. Berakal (aqil). Artinya, memiliki kecerdasan yang normal,

3. Dewasa (balig). Artinya, sudah sampai pada usia tertentu sehingga mampu melaksanakan beban hukum syariat (taklif). Kedewasaan ini ditandai dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Tumbuh rambut pada kemaluan atau anusnya.

b. Keluar mani, baik ketika tidur maupun terjaga.

c. Haid (menstruasi) atau hamil bagi perempuan

      Rasulullah saw. bersabda, "Pena diangkat (tidak dibebani hukum) dari tiga (kelompok manusia). Yaitu anak-anak hingga balig, orang tidur hingga bangun, dan orang gila hingga sembuh." (Abu Daud, 4/4402; Ibn Majah, 1/2041)

KOSA KATA BAHASA ARAB TENTANG HAJI DAN UMRAH

Berikut ini adalah kosakata bahasa Arab tentang haji dan umrah :
١. الكَعْبَةُ = Ka'bah
٢. مَقَامُ إِبْرَاهِيْمَ = makam Ibrahim
٣. الهَدْيُ = hewan sembelihan
٤. ثَوْبُ اْلإِحْرَامِ = pakaian ihram
٥. المِيْقَاتُ = 
٦. الصَفَا = sofa
٧. المَرْوَةُ = Marwah
٨. عَرَفَات = Arafah
٩. شُرُوْقُ الشَّمْسِ = terbit matahari
١٠. غُرُوْبُ الشَّمْسِ = terbenam matahari
١١. مُزْدَلِفَةُ = muzdalifah
١٢. مِنَى = Mina 
١٣. رَأْسٌ ج رُؤُوْسٌ = kepala
١٤. رَمْيُ الْجَمَرَاتِ = melempar kerikil
١٥. يَحْلِقُ = mencukur
١٦. يَصُوْمُ = berpuasa
١٧. يَطُوْفُ = tawaf
١٩. يَصِلُ = sampai
٢٠. الوُقُوْفُ = wukuf (berdiam)
٢١. يَسْعَي = bersa'i
٢٢. يُلَبِّي = berdzikir
٢٣. يَلْبَسُ = memakai
٢٤. يَرْمِي = melempar
٢٥. زَوَالُ الشَّمْسِ = matahari condong ke barat

ASMAUL HUSNA

1. Pengertian Al-Bashir 

     Al-Bashir artinya Allah Maha Melihat Allah melihat dan menyaksikan segala sesuatu, baik yang nampak maupun yang tersembunyi dari pandangan manusia.
Firman Allah: "Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang
keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Al-Hadid [57]: 4)

      Dalam hidupnya, setiap orang melakukan berbagai kegiatan: bangun tidur, bergerak dan diam, baik yang dilakukan dalam kesendirian atau bersama-sama dengan orang lain. Semua itu di bawah penglihatan Allah. Allah berfirman, "Dia Maha Melihat atas segala sesuatu." (Al-Mulk [67]: 19)

2. Pengaruh Al-Bashir Bagi Seorang Muslim

     Jika mengerti dan merenungkan makna Al-Bashir dengan baik, pasti kamu tidak akan berani melakukan perbuatan dosa. Bagaimana mungkin mendurhakai
Allah padahal Dia melihatnya?

      Ibrahim bin Adham adalah seorang ahli ibadah Pada suatu hari ada seseorang yang bertanya kepadanya tentang tempat yang nyaman untuk maksiat.

Ibrahim: "Jika engkau ingin maksiat kepada Allah, carilah tempat yang tidak terlihat oleh Allah swt."

Seseorang: "Mengapa engkau menyuruhku untuk mencari tempat yang tersembunyi, padahal engkau tahu Allah Maha Melihat?"

Ibrahim: "Jika sudah tahu, mengapa tidak malu untuk durhaka kepada Allah padahal Dia melihat kemaksiatanmu? Dia telah memberi rezeki, kecukupan, dan kesehatan kepadamu." (Ibn Qudamah At- Tawwabin, 285).

       Benar, jika Allah selalu melihat kita dalam keadaan apa pun, tidak sepatutnya
Allah melihat kita dalam keadaan melakukan perbuatan durhaka kepada-Nya. Jika seseorang merasa ada dalam pengawasan Allah, dia akan:

a. Menjalankan ajaran agama dengan sebaik baiknya

b. Ikhlas dalam beramal saleh sehingga tetap beramal meskipun sedang sendirian

C. Malu kepada Allah sehingga tidak berani melakukan perbuatan dosa

3. Mencontoh Sifat Al-Bashir

      Allah swt. memberikan nikmat besar kepada kita berupa mata yang sehat untuk melihat. Syukur kepada Allah harus dilakukan dengan mempergunakan
mata untuk melihat perkara yang baik-baik dan tidak melihat perkara yang dimurkai Allah.

      Lihatlah pemandangan alam yang indah, samudera luas dengan ombak yang menepi silih berganti, gunung yang menjulang tinggi, serta langit biru yang tinggi dan luas. Mengamati kebesaran ciptaan Allah itu, akan terlihat kebesaran dan keagungan-Nya dan bahwa Allah itu ada. Ketika itu keimanannya
akan bertambah kuat.

       Firman Allah, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal" (Ali Imran (3): 190).

B. AL-'ADLU (ALLAH MAHA ADIL)

Bacalah kisah di bawah ini!
      Nu'man bin Basyir adalah seorang sahabat yang mulia, anak pertama dari kalangan Anshor (penduduk asli Madinah) yang dilahirkan setelah Nabi Muhammad saw. tinggal di Madinah. Beliau pernah menjadi gubernur Kufah pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan.

      Suatu waktu Nu'man menceritakan bahwa bapaknya ingin memberikan hadiah
yang besar kepadanya. Akan tetapi ibunya tidak menyukai pemberian itu sampai Basyir meminta izin kepada Nabi Muhammad saw. atas hadiah yang akan diberikannya.

       Basyir pun menemui Nabi Muhammad saw. dan menceritakan maksudnya. Nabi
bertanya, apakah engkau memberikan hadiah yang sama kepada anak-anak mu yang lain? Basyir menjawab, tidak

       Nabi Muhammad saw. bersabda, "Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah terhadap semua anak-anakmu." (Bukhari, 2/2447)
1. Pengertian Al-'Adlu

      Al-'Aldu artinya Allah swt. Maha Adil. Allah memperlakukan hamba-hamba-Nya dengan adil. Orang yang beramal saleh dibalas dengan kenikmatan surga sesuai dengan amal yang dilakukannya. Orang yang melakukan keburukan dibalas dengan siksa neraka sesuai dengan keburukan yang dilakukannya.

      Adil berarti juga menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya, dan memberikan segala sesuatu sesuai dengan haknya. Sebaliknya, menempatkan
sesuatu tidak pada tempatnya, dan tidak memberikan hak yang sepatutnya
diterima oleh seseorang, disebut sebagai kezaliman. Allah swt. telah meng- haramkan kezaliman kepada dirinya.

      Dalam hadis qudsi (yakni wahyu Allah selain Alquran yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad saw. dengan bahasanya sendiri), Allah berfirman: "Wahai hamba-hamba-Ku, Aku telah mengharamkan kezaliman kepada diri-Ku. Aku telah
menjadikan kedaliman itu sesuatu yang haram untuk terjadi di antara kalian
Karena itu, janganlah kalian saling menzalimi." (Muslim, 4/2577)

      Keadilan merupakan sifat Allah swt. sehingga hukum perbuatan dan firman
Allah semuanya merupakan kebenaran.

2. Pengaruh Al-'Adlu Pada Hidup Seorang Muslim

      Kayakinan bahwa Allah Maha Adil akan melahirkan semangat beramal saleh
meskipun terasa berat.

      Misalnya, di siang hari di bulan Ramadan sepulang dari sekolah. Daffa melihat orang yang sedang minum es campur. Berpuasa di siang hari yang panas baginya terasa amat berat. Terlintas di pikirannya, enak juga orang yang tidak puasa. Sementara dirinya harus menahan diri dari makan dan minum di siang hari selama sebulan penuh.

       Akan tetapi, Daffa langsung beristigfar, astagfirullahal adzim. Dia sadar bahwa kenikmatan duniawi orang yang tidak berpuasa itu bersifat semu. Tidak seberapa hanya menghilangkan haus sementara, tetapi akan mengantarkannya ke dalam siksa neraka di akhirat.

      Orang yang berpuasa, meskipun dunia merasa haus pada siang hari Ramadan, tetapi puasa akan mengantarkannya ke surga dari pintu Ar-Royyan.
Yaitu, pintu surga khusus bagi orang-orang yang berpuasa. Orang yang memasukinya tidak akan haus untuk selama-lamanya.

      Daffa yakin, Allah Yang Maha Adil akan memberikan surga kepada orang yang berhak, karena rahmat Allah serta amal salehnya. Sedangkan neraka akan diberikan kepada orang yang berhak pula, karena dosa yang dilakukannya.

      Firman Allah: "Siapa yang mengerjakan amal-amal saleh dalam keadaan beriman, dia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil terhadapnya dan tidak pula akan pengurangan haknya." (Thoha [20]: 112)

      Keyakinan bahwa Allah Maha Adil juga akan melahirkan ketenangan dalam
menghadapi kezaliman di dunia. Baginya, meskipun kezaliman menimpanya
di dunia, kelak Allah akan memutuskan perkara dengan seadil-adilnya. Dia rida
menjalani cobaan, sambil berharap semoga penderitaannya menjadi tabungan
amal untuk bekal hidup di akhirat.

3. Mencontoh Sifat Al-'Adlu.

       Orang yang merenungkan sifat Al-'Adlu, akan menyadari pentingnya berbuat adil dalam menunaikan kewajibannya kepada setiap orang. Sebab manusia memiliki kewajiban kepada Allah, dirinya, orang-orang dekatnya, dan kepada manusia secara umum.

     Allah telah mengatur semua hak dan kewajiban itu di dalam ajaran Islam.
Orang yang mengamalkan ajaran Islam berarti menjalankan keadilan. Sebaliknya,
orang yang melanggar ajaran Islam ini berarti telah melakukan kezaliman.

      Selain merupakan keadilan, ajaran Islam juga merupakan kebaikan dan keindahan. Beribadah kepada Allah, berbuat baik kepada orang tua menghormati orang yang lebih tua, dan menyayangi orang yang lebih
muda, merupakan kebaikan dan keindahan. Sebaliknya, perbuatan dosa dan permusuhan merupakan keburukan. Sehingga Allah melarangnya. Oleh sebab
itu, kita wajib berlaku adil dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi
semua laranngan-Nya.

1. Pengertian Al-"Adzim.

        Al-Adzim artinya Allah swt. Maha Agung Jika kita membuka mata dan merenungkan alam semesta dengan segala yang ada di dalamnya seperti: langit dan bumi, bitang-bintang, planet-planet, gunung-gunung, lautan dengan ombak-ombaknya, pasti semua kita akan mengakui keagungan dan kekuasaan Allah swt..

       Maha Suci Allah Yang Maha Agung. Tidak ada perkara yang besar atau kecil
yang terjadi di alam semesta ini, kecuali terjadi atas izin Allah swt.
2. Pengaruh Al-'Adzim Dalam Kehidupan Seorang Muslim.

      Seorang muslim yang menghayati keagungan Allah swt. akan merasa aman,
tenang dan tentram dalam hidupnya. Hal itu karena Allah Yang Maha Agung
yang mengatur segala sesuatu.

     Tidak ada sumber kejahatan yang memiliki keagungan, semuanya kecil. Allah
yang memelihara manusia dari segala bentuk kejahatan, mampu memberikan
hal-hal yang besar sebanding dengan keagungan-Nya. Sedangkan, sumber
kejahatan pasti tidak ada apa-apanya dibandingkan keagungan Allah swt.

      Allah Yang Maha Agung memberi sesuai dengan keagungannya dan mengampuni segala bentuk dosa sebanding dengan keagungan-Nya. Sebesar apa pun dosa yang dilakukan manusia, jika bertaubat kepada Allah, ampunan-Nya jauh lebih besar dibanding dengan dosa-dosa yang pernah diperbuatnya.

Menanamkan Penghayatan Tentang Keagungan Allah 

        Penghayatan tentang keagungan Allah sangat penting. Penghayatan itu akan membuat seorang muslim taat pada hukum-hukum Allah, beribadah, dan mendekatkan diri kepada-Nya. Karena itu, Islam mengajarkan agar manusia selalu menanamkan penghayatan tentang keagungan Allah.

      Ketika rukuk di dalam salat, Rasulullah saw. mengajarkan doa: "Subhana robbiyal adzim" (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung) tiga kali. Hikmahnya agar selalu menyadari bahwa kita rukuk dan sujud kepada Allah Yang Maha Agung. Tidak ada yang berhak diagungkan dengan rukuk dan sujud kecuali Dia Yang Maha Agung

3. Mencontoh Sifat Al-'Adzim

       Tentu, yang berhak disifati dengan sifat Al Adzim hanya Allah swt., sedangkan manusia tidak memiliki keagungan seperti keagungan Allah. Meskipun begitu, manusia bisa menjadi orang yang mulia di sisi Allah swt. jika melakukan tiga hal:

a. Beriman kepada Allah. Hanya dengan iman seorang manusia akan mendapatkan pengakuan di sisi Allah swt. Sebaliknya, orang-orang yang kufur meskipun di dunia dianggap mulia, di sisi Allah adalah orang yang hina.

b. Terus belajar sehingga punya pengetahuan yang luas, kemudian mengajarkan ilmunya kepada orang lain, serta mengamalkan ilmunya.
Firman Allah: "Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat"
(Al-Mujadilah [58]: 11)

C. Rendah hati (tawaduk). Karena, keagungan serta kebesaran hanya milik Allah swt. Nabi Muhammad saw. bersabda, "Tidaklah seseorang tawaduk karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya." (Muslim, 4/2588)

KETERAMPILAN MENULIS BAB HAJI DAN IMRAH

KETERAMPILAN MENULIS BAB HAJI DAN IMRAH

Susunlah kata-kata berkut menjadi kalimat sempurnah

. . . . =               ١. قَادِمٌ - لِلزِّيَارَةِ - إَٔنَا
. . . . =         ٢. مَلَابِسٌ - الْحَقِيْبَةِ - فِي
. . . . =        ُ٣. الْإِحْرَامِ - ثَوْبَ - خَلَعْت
. . . . =         َ٤. اْلوَدَاعِ - نَطُوْفُ طَوَاف
. . . . = ً٥. إِنْ - عُمْرَةً - شَاءَ اللّٰهْ - مَقْبُوْلَة

Petunjuk kerja :
- kerjakan di buku catatan
- Kirim foto jawaban di Google classroom

PERCAKAPAN HAJI DAN UMRAH PART 3

PERCAKAPAN HAJI DAN UMRAH PART 3

الإِبْنُ : مَتَى يَبْدَأُ اْلوُقُوْفَ بِالْعَرَفَةِ ؟
Kapan mulai wukuf di Arafah ?

الأَبُ : يَبْدَأُ غَدًا فِيْ يَوْمِ التَّاسِعِ بَعْدَ الزَّوَالِ 
Mulai besok hari ke-9 setelah matahari condong ke barat


الإِبْنُ : وَمَتَى يَنْتَهِي ؟
Kapan selesainya (wukuf) ?

الأَبُ : يَنْتَهِي عِنْدَ الْفَجْرِ
Selesai ketika subuh


الإِبْنُ : هَلْ تُصَلِّى الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ فِيْ الْعَرَفَاتِ ؟
Apakah salat zuhur dan asar di arafah ?

الأَبُ : نَعَمْ، جَمْعًا وَقَصْرًا وَقْتَ الظُّهْرِ
Iya, sholat jamak qosor di waktu dzuhur


الإِبْنُ : مَتَى تَذْهَبُ إِلَى مُزْدَلِفَةِ ؟
Kapan berangkat ke Muzdalifah?

الأَبُ : نَذْهَبُ بَعْدَ غُرُوْبِ الشَّمْسِ، وَنُصَلِّى فِيْهَا الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءَ جَمْعًا وَقَصْرًا
Berangkat setelah terbenam matahari, di sana salat Maghrib dan isya jamak qosor


الإِبْنُ : وَمَا نَفْعَلُ بَعْدَ ذٰلِكَ ؟
Apa yang kita lakukan setelah itu ?

الأَبُ : نَذْهَبُ إِلَى مِنَى قَبْلَ شُرُوْقِ الشَّمْسِ، وَ نرمي الجمرة الكبرى، ثم نذبح الهدي، وان نحلق رؤوسنا
pergi ke Mina sebelum terbit matahari dan melempar kerikil kemudian menyembelih hewan kurban dan mencukur rambut


الإِبْنُ : وَمَا نَفْعَلُ بَعْدَ ذٰلِكَ ؟
Apa yang dilakukan setelah itu ?

الأَبُ : نَذْهَبُ إِلَى المَسْجِدِ الَحرَامِ لِطَوَافِ الاِفَاضَة وَسَعْيَ الَحجِّ
Pergi ke Masjidil haram untuk tawaf ifadah dan sa'i haji


الإِبْنُ : وَمَتَى نَطُوْفُ طَوَافَ الْوَدَاعِ ؟
Kapan melakukan tawaf wada ?

الأَبُ : بَعْدَ رَمْيَ الجَمَرَاتِ فِي اليَوْمِ الثَانِي عَشَرَ أَوْ الثَالِثِ عَشَرَ
Setelah melempar kerikil di hari ke-12 atau 13

QIYAMULLAIL

QIYAMULLAIL

       Salat sunah yang dilaksanakan pada malam hari disebut qiyamullail atau salat tahajud. Qiyamullail artinya bangun untuk salat pada malam hari. Sehingga qiyamullail adalah salat sunah yang dilaksanakan pada waktu malam, mulai dari setelah salat Isya sampai sebelum datang waktu subuh, baik dilaksanakan sebelum tidur atau setelah tidur. Tahajud artinya bangun setelah tidur. Sehingga tahajud adalah salat sunah yang dilaksanaan pada malam hari setelah bangun dari tidur.
Salat-salat sunah yang termasuk kategori qiyamullail adalah salat tahajud, witir, dan
tarawih di Bulan Ramadan.

1. Hukum dan Dalil Disyariatkannya Qiyamullail

     Qiyamullail hukumnya sunah muakkad. salat sunah ini memiliki keutamaan yang sangat besar, karena itu sangat dianjurkan baik di dalam Al-Qur'an maupun dalam hadits.
Firman Allah:
ومن الليل فتهجد به نافلة لك عسى أن يبعتك ربك مقاما محمودا

    Artinya: "Dan pada sebahagian malam hari, salat tahajudlah engkau sebagai suatuibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat engkau ke tempat yang terpuji” (Al-Isra [17]: 79).

Rasulullah saw. bersabda:
عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم . وان قيام الليل قربة إلى الله . ومنهاة عن الإثم . وتكفير للسيئات ومطردة للداء عن الجسد

     Artinya: "Hendaklah kalian melaksanakan salat malam. Karena ia adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. salat malam itu mendekatkan diri kepada Allah, mencegah perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mengilangkan penyakit dari badan" (Tirmizi, 5/3549).

2. Waktu Qiyamullail

      Qiyamullail dapat dilaksanakan diantara setelah salat isya hingga menjelang salat subuh. Boleh dikerjakan diawal malam, dipertengahan malam, atau diakhir malam. Meskipun begitu, waktu utama untuk mengerjakan qiyamullail adalah disepertiga malam terakhir.
Rasulullah saw. bersabda:
أحب الصلاة إلى الله صلاة داؤد علیه السلام . وأحب الصيام إلى الله صيام داؤد ، وكان ينام نصف الليل . ويقوم سدسه . ويصوم يوما ويفطر يوما

       Artinya: " salat yang paling dicintai oleh Allah adalah salat Nabi Dawud. Dan puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasanya Nabi Dawud. Nabi Dawud tidur pada setengah malam pertama, kemudian bangun untuk salat pada sepertiga malam, tidur lagi pada seperenam malam. Puasa sehari dan berbuka sehari" (Bukhari, 2/1131).

3. Jumlah Rakaat Qiyamullail

     Jumlah rakaat qiyamullail tidak dibatasi. Minimal dikerjakan dua rakaat dan ditambah dengan 1 rakaat witir. Rasulullah saw. bersabda: "Salat malam itu dua rakaat dua rakaat. Namun, apabila salah seorang di antara kalian khawatir keburu masuk waktu salat subuh maka salatlah satu rakaat sebagai witir" (Bukhari, 2/990).

     Tetapi dalam riwayat lain, sebaiknya qiyamullail dikerjakan sebanyak 11 raka'at, yaitu 8 rakaat tahajud dan 3 rakaat witir, serta boleh salam pada setiap 4 rakaat.
Akan tetapi, sebaiknya qiyamullail dikerjakan sebanyak 11 rakaat, yaitu delapan rakaat tahajud dan tiga rakaat witir, serta boleh salam pada setiap empat rakaat. 

      Aisyah meriwayatkan, “Rasulullah tidak pernah melakukan salat malam, baik pada bulan Ramadan atau di luar bulan Ramadan, lebih dari 11 rakaat. Beliau salat 4 rakaat, jangan bertanya bagaimana bagus dan panjangnya. Kemudian beliau salat 4 rakaat, jangan bertanya bagaimana bagus dan panjangnya. Kemudian beliau salat 3 rakaat." (Bukhari, 4/3569).

4. Tata Cara Salat Tahajud

Tatacara salat tahajud adalah sebagai berikut:

a. Salat dilakukan dengan dua rakaat-dua rakaat (salam setiap dua rakaat)

b. Boleh pula dilakukan empat raka'at-empat rakaat (salam setiap empat rakaat) 

c. Setelah selesai salat tahajud, ditutup dengan tiga rakaat salat witir, boleh juga hanya dengan satu rakaat witir

DOA SALAT TAHAJUD

اللهم لك الحمد أنت نور السماوات والأرض . ولك الحمد أنت قيم السماوات والأرض ، ولك الحمد أنت رب السماوات والأرض ومن فيهن . أنت الحق . ووعدك الحق . وقولك الحي . ولقاؤك الحق . والجنة حق . والنر حق، والنبيون حق . والساعة حق . اللهم لك أسلمت . وبك آمنت ، وعليك توكيل . وإليك أنبت . وبك خاصمت . وإليك حكمت . فاغفر لي ما قدمت وما أخرت وما
أسررت وما أعلنت أنت إلهي لا إله إلا أنت.

     Artinya: "Ya Allah, untuk Engkaulah segala puji. Engkaulah cahaya langit dan bumi. Kepunyaan Engkaulah segala puji, Engkaulah yang mengatur langit dan bumi. Kepunyaan Engkaulah segala puji, Engkaulah pemilik langit dan bumi dan segala isinya. Engkaulah Yang Maha Benar. Janji Engkau benar. Firman Engkau benar. Pertemuan dengan Engkau adalah kebenaran. Surga adalah kebenaran. Neraka adalah kebenaran. Hari kiamat adalah kebenaran. Ya Allah, kepada Engkaulah aku menyerahkan diri. kepada Engkaulah aku beriman. Kepada Engkaulah aku bertawakal. Kepada Engkaulah aku kembali. Kepada Engkaulah aku mengadukan urusanku. Kepada Engkaulah aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosa yang telah berlalu, yang akan terjadi, yang tersembunyi, dan yang terlihat. Engkaulah Tuhanku, tidak ada tuhan melainkan Engkau" (Bukhari, 6/7060)

BUANG AIR, ISTINJA DAN ISTIJMAR

BUANG AIR, ISTINJA DAN ISTIJMAR

    Ketika melakukan buar air (besar atau kecil), seseorang wajib melakukan hal-hal berikut ini:

1. Menutup aurat dan mencari tempat yang tertutup, atau jauh dari pandangan manusia.

2. Membersihkan najis yang terkena pada pakaian atau badan, meskipun sedikit.

3. Membersihkan anus (dubur) dan atau kemaluan (qubul), baik dengan air (istinja)
atau dengan benda padat (istijmar).

      Istinja adalah tindakan membersihkan sisa najis yang keluar dari anus dan kemaluan dengan menggunakan air yang suci.

       Dalam riwayat Anas bin Malik, "Rasulullah saw. masuk ke tempat buang air besar Maka, aku dan seorang anak laki-laki membawakan wadah kulit berisi air dan sebuah tongkat. Beliau beristinja dengan air." (Shahih Bukhari, 1/151)

     Istijmar adalah tindakan membersihkan sisa najis yang keluar dari anus dan kemaluan dengan batu atau benda padat lainnya. Istijmar boleh dilakukan jika najis tidak menyebar ke anggota tubuh lainnya, selain pada dua lubang (anus dan kemaluan). Jika menyebar, bersuci harus menggunakan air. 

     Benda yang boleh dipergunakan untuk istijmar adalah batu, sapu tangan, daun, tisu, dan lain-lain. Syaratnya benda-benda yang digunakan tersebut harus suci, bukan barang yang diharamkan, bukan tulang atau kotoran hewan, dan bukan benda yang dihargai. 

    Istijmar dilakukan dengan mengusapkan permukaan batu atau benda padat lainnya ke lubang kemaluan dan anus minimal sebanyak tiga kali, boleh lebih banyak, sampai lubang itu bersih dari kotoran.

Beberapa hal terkait edab adab buang air:

1. Perkara yang tidak boleh dilakukan

a. Menghadap atau membelakangi kiblat jika buang air dilakukan di tempat terbuka.

b. Buang air di jalan di tempat berteduh dan tempat-tempat persinggahan manusia

c. Buang air di air yang tidak mengalir

d. Membawa mushaf Alquran atau benda-benda yang bertuliskan kalimat-kalimat zikir.

2. Sunah mendahulukan kaki kiri ketika masuk toilet sambil membaca doa:
اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari segala yang kotor dan buruk"
(Bukhari, 1/42, Muslim, 1/375)
Dan mendahulukan kaki kanan ketika keluar dari toilet sambil membaca doa:
غفرانك
Artinya: "Aku memohon ampunan-Mu" (Abu Daud, 1/36).

PERCAKAPAN HAJI DAN UMRAH PART 2

PERCAKAPAN HAJI DAN UMRAH PARTV2

الاِبْنُ : كَيْفَ اِعْتَمَرْتَ يَا أَبِيْ؟
Bagaimana kamu sampai wahai ayahku

الأَبُ : وَصَلْتُ إِلَى المِيْقَاتِ عِنْدَ شُرُوْقِ الشَمْسِ .
Saya sampai di miqot(Tempat memuali umrah) ketika terbit matahari

 الاِبْنُ :وَمَاذَا فَعَلْتَ فِي المِيْقَاتِ ؟
Dan apa yang ayah lakukan di miqat ?

الأَبُ : لَبِثْتُ ثَوْبَ الإِحْرَامِ وَلَبَّيْتُ بِالْعُمْرَةِ .
Saya memakai baju ihram dan bertalbiyah untuk umroh

الابن : مَتَى وَصَلْتَ إِلَى المَسْجِدِ اْلحَرَامِ ؟
Kapan ayah sampai di Masjidil haram ?

الاب : وَصَلْتُ بَعْدَ اْلعَصْرِ .
Sampai setelah ashar

الابن : بِمَ شَعَرْتَ فِي المَسْجِدِ اْلحَرَامِ ؟
Apa yang ayah rasakan di Masjidil haram ?

الاب : شَعَرْتُ بِالسُرُوْرِ .
Merasa sangat gembira

الابن : كََمْ شَوْطًا طُفْتَ حَوْلَ الكَعْبَةِ
Berapa putaran tawaf di sekeliling Ka'bah ?

الاب : طُفْتُ سَبْعَ أَشْوَاطٍ. ثُمَّ صَلَّيْتُ رَكَعَتَيْنِ
خَلْفَ مَقَامِ إِبْرَاهَيْمَ .
Tawaf 7 putaran, kemudian salat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.

الابن : مَاذَا فَعَلْتَ بَعْدَ ذٰلِكَ ؟
Apa yang ayah lakukan setelah itu?

الأب : سَعِيْتُ بَيْنَ الصَّفَا وَاْلمَرْوَةَ سَبْعَةَ أَشْوَاطٍ ثُمَّ خَلَقْتُ رَأْسِي .,
Sa'i antara Shafa dan Marwah 7 kali mencukur rambut

الابن : وَاَيْنَ خَلَعْتَ ثَوْبَ اْلإِحْرَامِ؟
Di mana ayah melepas pakaian ihram

الاب : خَلَعْتُهُ فِي الفُنْدُقِ .
Saya melepasnya di hotel

SUJUD SAHWI

SUJUD SAHWI

1. Pengertian Sujud Sahwi

     Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan di akhir salat atau setelahnya karena terjadi kesalahan dalam melaksanakan tata-cara salat, baik karena meninggalkan sesuatu yang diperintahkan atau mengerjakan sesuatu yang dilarang tanpa sengaja.

     Sujud sahwi merupakan kegiatan tambahan dalam rangkaian salat, berupa dua kali sujud di akhir salat sebelum salam. Akan tetapi, jika baru ingat telah melakukan kesalahan itu setelah salam, sujud sahwi boleh dilakukan setelah salam.

2. Dalil Sujud Sahwi

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri, Rasulullah Saw. bersabda:
إذا شك أحدكم في صلاته فلم يدر كم صلى ثلاثا أم أربعا، فليطرح الشك واليقين على ما استقن، ثم يسجد سجدتين قبل أن يسلم، فإن كان صلى خمسا شفعن له 
صلاته، وإن كان صلى تماما لأربع كانتا ترغيما للشيطان

      Artinya: "Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam salatnya, sehingga tidak mengetahui berapa rakaat dia sudah melaksanakan salat, apakah tiga atau empat rakaat, maka buanglah keraguan dan ambilah yang sakin. Kemudian sujudlah dua kali sebelum salam. Jika ternyata dia salat lima rakaat, maka sujudnya telah menggenapkan salatnya. Lalu jika ternyata salatnya memang empat rakaat, maka sujudnya itu sebagai penghinaan bagi setan." (Muslim, 1/571)

     Diriwayatkan dari Abdullah bin Buhainah, “Rasulullah saw. pernah melaksanakan salat zuhur namun tidak melakukan duduk (tasyahud awal). Setelah beliau menyempurnakan salatnya, beliau sujud dua kali, dan beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk sebelum salam. Maka orang-orang mengikuti sujud bersama beliau, hal itu sebagai ganti yang terlupa dari duduk tasyahud awal." (Bukhari, 2/1230)

Hukum Sujud Sahwi

      Ulama berbeda pendapat tentang hukum sujud sahwi. Ada ulama yang mengatakan hukumnya wajib, ada pula yang mengatakan sunah. Pendapat yang kuat (rajih) adalah pendapat yang menyebutkan hukumnya wajib. Karena Rasulullah saw. selalu melakukan sujud sahwi ketika ada sebab-sebabnya.

3. Sebab-sebab Sujud Sahwi
      Sujud sahwi dilakukan karena tiga sebab, yaitu: kekurangan, kelebihan, dan keraguan.

a. Kekurangan

      Jika yang kurang karena lupa itu adalah rukun salat, seperti: lupa membaca Al- Fatihah, rukuk, sujud, atau kurang satu rakaat, dia harus menyempurnakan rukun
salat yang tertinggal itu, kemudian melakukan sujud sahwi sebelum salam.

     Jika yang kurang karena lupa itu adalah wajib salat, seperti: tasyahud awal, dia tidak perlu melakukan kembali wajib salat yang tertinggal tersebut, namun harus melakukan sujud sahwi di akhir salat sebelum salam.

b. Kelebihan

       Jika kelebihan jumlah rakaat, misalnya salat subuh dilakukan tiga rakaat karena
lupa, dia harus melakukan sujud sahwi. Jika mengetahui kelebihan rakaatnya sebelum salam, sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Akan tetapi, jika kelebihan rakaat baru diingat setelah selesai salat, sujud sahwi dilakukan setelah salam.
Rasulullah saw. pernah lupa melaksanakan salat zuhur lima rakaat. Setelah salam, seorang sahabat mengingatkannya, maka beliau melakukan sujud sahwi dua kali. (Bukhari, 1/404; Muslim, 1/572)

c. Keraguan

      Keraguan bisa muncul pada saat salat, juga bisa terjadi setelah selesai salat. Jika ragu dalam salatnya apakah baru tiga rakaat atau sudah empat rakaat, dia harus mengabaikan keraguan (yaitu empat rakaat) dan berpegang kepada yang yakin (yaitu tiga rakaat). Setelah itu dia harus sujud sahwi di akhir salat sebelum salam. Jika keraguan tersebut muncul setelah selesai salat, dia harus mengabaikan keraguan itu dan tidak perlu sujud sahwi.

4. Bacaan Sujud Sahwi

    Doa yang dibaca dalam sujud sahwi sama dengan doa yang dibaca dalam sujud-sujud lainnya, yaitu:

سبحان ربي الأعلى

Artinya: "Maha suci (Allah) Tuhanku Yang Mahatinggi".

5. Tata-cara Sujud Sahwi

      Sujud sahwi baik yang dilakukan sebelum atau sesudah salam, ditunaikan dengan dua kali sujud dan diselingi dengan duduk di antara dua sujud. Urutannya sebagai berikut:

a. Turun untuk sujud pertama sambil membaca takbir.

b. Melaksanakan sujud dan membaca doa.

c. Bangkit dari sujud sambil membaca takbir.

d. Duduk tanpa perlu membaca apapun.

e. Melaksanakan sujud kedua sebagaimana sujud pertama membaca takot kemika turun dan bangkit, dan membaca doa saat sujud).

f. Setelah bangkit dari sujud kedua, kemudian duduk kembali dan langsung
melakukan salam.

Beberapa Catatan Tentang Sujud Sahwi:

1. Sujud sahwi yang dilakukan setelah salam tidak perlu diawali dengan takbiratul ihram, cukup dengan takbir untuk sujud saja. Hal ini merupakan pendapat mayoritas ulama.

2. Tidak perlu mengulangi membaca tasyahud lagi setelah sujud sahui kedua, tetapi langsung salam.

3. Jika seseorang melakukan beberapa kali kesalahan dalam melaksanakan salat,
maka sujud sahwinya cukup dengan sekali sujud sahui (dua kali sujud) saja