2. Waktu dan Tempat Salat Istisqo
Salat Istisqo dilaksanakan pada saat kemarau panjang, ketika umat manusia sudah kesulitan mendapatkan air. Waktu pelaksanaannya boleh kapan saja asal bukan waktu terlarang untuk melaksanakan salat. Namun, waktu paling utama adalah seperti waktu mengerjakan salat Ied, yaitu sekitar 20 menit setelah matahari terbit.
Adapun tempat pelaksanaannya disunahkan di tanah lapang. Seperti dalam hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata: “Rasulullah saw. keluar dengan pakaian yang menunjukkan kehinaan, kerendahan dan pemih ketundukan kepada Allah, hingga beliau sampai ke tanah lapang (tempat salat)." (Abu Dawud, 1/1165)
3. Tatacara Pelaksanaan Salat Istisqo
a. Umat Islam berkumpul di lapangan atau tempat yang luas, disunahkan menggunakan pakaian yang sederhana yang memperlihatkan kefaqiran di hadapan Allah swt.
b. Salat dilaksanakan secara berjamaah, sebanyak dua rakaat tanpa diawali azan dan iqamat.
C. Pada rakaat pertama bertakbir tujuh kali, dan pada rakaat kedua bertabir lima kali.
d. Setelah membaca Al-Fatihah disunahkan membaca surah Al-A'la pada rakaat pertama dan membaca surah Al-Ghasiyah pada rakaat kedua, masing-masing dengan suara keras.
e. Setelah selesai salat, imam berkhutbah, dengan sekali khutbah. Dalam khutbahnya
imam mengingatkan jamaah agar memperbanyak istigfar, dan mengulang-ulang doa yang pernah dibaca oleh Rasulullah saw. seperti doa ini:
اللهم أغثنا . اللهم أغثنا . اللهم أغثنا
Artinya: "Ya Allah, turunkan hujan kepada kami" (dibaca tiga kali) (Bukhari, 1/968).
f. Selesai khutbah, imam kembali menghadap kiblat dan merubah posisi serbannya, mengganti serban yang berada di pundak kanan dipindah ke pundak kiri, dan diikuti oleh jamaah.
g. Imam kembali memimpin doa dengan penuh khusyu.
EmoticonEmoticon